ContohSoal: Cerpen Tentang Guru Tanpa Tanda Jasa Sketsa Bahan toyobo rm Bahan thalita premium Bahan organdi polos Bahan tafeta itu seperti apa. Format file: Docx: Ukuran file: 2.3mb: Ukuran kertas soal: HVSTanggal pembuatan soal: Februari 2019 : Jumlah soal Cerpen Tentang Guru Tanpa Tanda Jasa Sketsa: 278 Halaman
Cerpen Karangan InayALmahdiKategori Cerpen Islami Religi Lolos moderasi pada 29 October 2014 Sebut saja namanya nazam, nazam kecil yang hidupnya masih meniru orang-orang yang berada di lingkungannya atau dalam istilah sosiologinya game stage. Seorang anak kecil yang memerlukan pendidikan yang luas, ajaran moral yang baik ini hidup di pesisir pantai yang kebanyakan orangnya berwatak keras. Rumah yang sederhana dan ajaran moral yang baik dari orangtuanya kini membuatnya selalu berpikir dalam setiap tindakannya “nazam…” panggil temannya, dia langsung menjawab dengan senyuman di pagi hari dengan semangat dan seragamnya yang rapi serta tas gendongan yang melekat di punggungnya “zam… Kita main air yuk… Sambil nyari keong di pantai” ajak salah satu temannya “entar lah… Ku ingin sekolah dulu.” tolak nazam yang langsung bergegas meninggalkannya. “nazaaam…!!! Seruan main air di pantai dari pada berangkat ke sekolah tau…” bujuknya sambil memonyongkan kedua bibirnya. Nazam tak menyahut omongnnya sama sekali dia tetap acuh dan melanjutkan niatnya. Setiap hari ajakan tersebut sering didengarnya dan tolakan selalu dilontarkannya dengan tuturan yang sopan, orangtuanya mengajarkannya dengan norma dan nilai yang baik serta menyarankannya untuk semangat mencari ilmu. Karena didikan didikan orangtuanya kenaikan kelas 3 sd nazam meraih peringkat pertama hatinya begitu bahagia. Di perjalanan pulang dari sekolah menuju rumah dia mendendangkan lagu “kasih abah dan umi kepada beta Tak terhingga sepanjang masa Hannya member tak harap kembali… Bagai sang surya menyinari dunia…” Sanpai di rumah dia langsung memeluk orangtuanya yang sedang membungkus tempe dagangannya “abah… Umiii nazam dapat peringkat satu.” soraknya gembira. Abahnya hanya terdiam. Berbeda dengan uminya yang langsung menerima sodoran raportnya “hemz… Bagus.” puji umi bahagia melihat sang buah hatinya bahagia karena prestasinya. Dengan senyuman umi yang merekah bahagia, kini membuat nazam bangga akan dirinya yang bisa membuat uminya bahagia. Nazam meraih kembali raport miliknya dan menyerahkannya kepada abahnya. Kemudian abah menmerimanya “abah ntar tanda tangan…!!!” pintanya sesuai dengan ucapan sang guru. Abah melihat nilai anaknya satu persatu. Rata-rata nilai tersebut kebanyakan 7. Membuatnya mengangkat kedua alisnya. “nilainya kurang memuaskan, abah gak mau tanda tangan” tolakan abahnya saat ini membuat kebahagiaannya hilang menjadi kesedihan, ingin rasanya nazam menangis akan penolakan abahnya. “tapi bah…!!! Nazam kan dapat peringkjat pertama.” bantah nazam berusaha membujuk. “nazam… Lihat raport mu nak. Seandainya teman-teman mu memanfaatkan waktunya dengan baik, pasti teman-teman mu bisa mendapatkan nilai-nilai yang ada di raport mu. Bah gak mau tanda tangan sebelum kamu mendapatkan rata-rata nilai 9” Itulah alasan abahnya yang selalu menginginkan anaknya untuk haus akan ilmu, untuk gigih akan mencari ilmu. Nazam mendengarkan semua kata-klata ayahnya dan meresapnya ke dalam hati. “abah gak pernah bersyukur” kesal nazam sembari berlari menuju kamarnya. Di pagi hari nazam sudah berada di pantai sembari duduk di atas butiran-butiran pasir, tangannya memegang potongan kayu kecil dan menggoreskannya di pasir sesuai dangan isi hati dan perasaannya yang kesal terhadap abah tercintanya. “Abah jahat…” tulisan yang masih dalam proses belajar itu terhapus oleh ombak air yang mengenainya. Sekitar jam dia bergegas untuk kembali ke rumahnya. Sembari mengingat kata-kata ayahnya. Dan hatinya yang masih kesal setiba di rumah nazam mencari uminya. “umiii…” panggil nazam uminya. Umi menoleh sembari menebarkan senyum tulusnya. “umi… Umi aja ya yang nanda tanganin raportnya nazam” ucap nazam menampakan kesedihannya. “iya nazam umi sudah tanda tangan, nazam yang rajin yah…!!!” Setiap kenaikan kelas nazam selalu meraih peringkat pertama. Dia tak mau lagi minta tanda tangan abahnya, cukup ibulah yang menggantikannya. Nazam takut karena nilainya masih ada yang dibawah 9 walaupun hanya tiga mata pelajaran saja. Akhir sekolah sdnya, dia teramat bahagia karena nilai raportnya kini berangka 9 walaupun ada satu mata pelajaran yang berangka 8, mata pelajaran matematika. Yang dianggapnya masih terlalu susah untuk menangkapnya dan menyimpannya. abah mau gak yah… Tanda tangan di raport terakhirku…?’ Pikirnya dalam hati. “akh nazam… Abah gak mau tanda tangan sebelum nilai mu 9 semua.” nazam teringat kata-kata abahnya Itulah nazam, semua tolakan abahnya tak membuatanya pupus harapan .Malah kata-kata abahnya kini dia anggap sebagai motivasi terbesar. — “Abah nazam mau mondok…” pinta nazam di tengah-tengah makan malamnya yang membuat abahnya tersendak. “hem… Bagus tuh… Tapi gak sekarang ya zam, soalnya abah belum ngumpulin uang” tolak abahnya yang menampakan kesedihan “gak papa bah… Nazam sekolah di smpn 1 indramayu dulu.” ucap nazam sembari berusaha menghilangkan kesedihan ayahnya. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun kini nazam menduduki kelas sembilan. Prestasi-prestasinya kini terdengar di lingkungan rumahnya yang membuat semuanya tak percaya Nazam duduk di kelas sembilan A karna prestasinya yang baik, dia berkumpul dengan teman-teman yang statusnya bisa dianggap sebagai lawan bersaing untuk meraih gelar pelajar terbaik Nazam kini bisa meraih nilai yang abahnya pinta, namun ada segurat kesedihan di hatinya. “mengapa ketika nilai yang abahnya pinta namun mendapatkan peringkat kedua parallel” tanyanya dalam hati Namun abahnya berkata “masa anak abah yang keren ini kalah dengan perempuan” respon abah yang membuatnya maju “abah dia itu pandai” belaku “nak… Nazam anak ku, abah ingin kamu itu semangat mencari ilmu, hilangkanlah kemalasan yang ada di dirimu, kemalasan itu perbuatan setan. Kamu tau… Kenapa abah selalu memolak tanda tangan… karena abah itu ingin anaknya selalu merasa haus akan ilmu. Dan abah itu ingin kamu selalu belajar dan belajar walaupun kamu sudah merasa bisa. Nak… Jangan pernah menyombongkan prestasi yang telah kamu raih, karena semua itu bersifat semu.” nasehat abah yang dia catat di buku perjalannya. Di lingkungan sekolah dia teramat dibanggakan oleh guru-guru bahkan semua murid “nazam, lihat tuh lawan mu itu kayanya sih memendam rasa, cie… Cie… Bentar lagi lawan akan berganti menjadi apanya…?” Canda temannya sembari menyenggol siku tanganku. “ea… ea…” balasku singkat. Dalam rapat osis smpn 1 indramayu yang diketuai oleh nazam. Nazam mengadakan kumpulan di kelasnya yang akan membahas sesuatu, nazam mulai berbicara. “assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh Teman-temanku kali ini kita akan membicarakan salah satu dari teman kita yang lagi menyukai salah satu dari teman kita yang lagi menyukai seorang gadis yang berprestasi. Kemungkinan sebaliknya juga. Mungkin di antara mereka saling memendam” ucap nazam memandang ke semua temannya “mau tau seseorangnya gak…?” Seru nazam ke temannya “mauuuu…” sahut temannya “oke. Seseorang itu adalah aku” semua orang menyoraki. Suasana menjadi ramai “dan seseorang yang ku cintai itu ada disini. Seandainya seseorang itu benar-benar mencintaiku. Dalam hitungan ketiga dia berdiri di depanku” Nazam mulai mernghitung dalam hitungan kedua sesorang itu sudah berada di hadapanya. Kini sorakan itu semakin ramai. Dea gadis yang berkerudung, baik hati dan pendiam itu kini berdiri di depan lawan saingan belajarnya itu. Lawan kini berganti menjadi 2 hati yang disatukan dalam ikatan cinta. Nadya mencium tangan nazam sembari tersenyum. Ujian telah usai nazam tetap kalah dengan dea, mungkin semangat nazam untuk belajar kurang dan hubungan mereka tetap baik. Nazam yang takut dengan peraturan agama dia tak pernah bergandengan tangan, jalan berdua. Malam mingguan bersama. Dia hanya berstatus pacaran sebagai motivasi dan mempererat tali persaudaraan atau tafahum. “dea… besok aku mau berangkat ke pondok, kemungkinan disana selama 4 tahun, karena aku memilih jurusan keagamaan. Sok monggo jika kamu mau menunggu” pesan singkat nazam yang dikirimkan untuk dea “hati hati di jalan yah kak…” Ketika raport dia berikan ke abahnya, abahnya tersenyum. Dan kabar bahwa anaknya nazam kini meraih peringkat dua parallel kini terdengar kesana kemari. Tetangganya “hati hati di jalan yah kak… Semoga sukses selalu… Doa dea selalu untuk kakak… Dengan sepenuh hati, dea selalu menunggu kakak… Dea selalu merindukan kakak… Jangan pernah lupakan dea…” itulah jawaban dea yang dikirimkan melalui selulernya. 4 tahun kemudian Gerimis hujan membasahi pondoknya, allah lah yang mengatur segalanya, takdir semua kehidupan kita telah dicatat di lauful mahfud termasuk cuaca di pagi hari ini, gerimis itu tak sekedar jatuh di area pondoknya melainkan semua keluarganya. “hari jum’at jam ini abah tercintanya menghembuskan nafas terakhirnya” betapa terpuruknya nazam ketika dia mendengarkan berita kepergian ayahnya, secepat kilat semuanya terasa gelap, harapan dan impiannya kini melayang bersama hembusan angin, air mata terus mengalir membasahi pipinya bersamaan dengan seiring jatuhnya air hujan. Mungkin malaikat dan langit ikut sedih melihat air mata kesedihan mereka yang terus menerus menetes membasahi bumi. “abah… Maafkan nazam yang belum bisa membahagiakan abah” ucapnya di tengah isak tangisnya. Memory bersama ayahnya kini silih berganti terbayang di benaknya “nazam anak ku belajarlah yang rajin semangatlah mencari ilmu, hilangkanlah kemalasan dan kebodohanmu, karena semua itu sifat setan” itu lah pesan terakhir abahnya yang selalu tergiang di telinga. “abah kenapa abah ninggalin kami, bagaimana dengan adik-adikku.” Semenjak kepergian orang yang selalu membuatnya haus akan ilmu. Semangat yang tinggi, kini membuat nazam sering berdiam diri di kamarnya. Senyum manisnya kini menghilang, berbagai pertannyaan yang dilontarkan temannya dia acuhkan. “zam… Kamu mau lanjut kemana?” tanya aldi teman dekatnya “lihat tuh semua temanmu pada sibuk daftar sana sini. Katanya kamu ingin ikut beasiswa kuliah di al azhar kairo. Ingat zam.. Semua itu bisa kalau ada perjuangan. Jangan sia-siakan kesempatan ini, kun yakin kamu bisa!!” ceramah aldi yang membuat kesedihannya kembali, iya… al makasih.” ucap nazam singkat. Kini air mata mengalir di pipinya lagi, dia mencoba membayang masa depannya terutama kelima adiknya. “apakah aku harus berhenti ampai di aliyah..?, aku adalah harapan pertama ibuku untuk kelima adikku. Ya allah… Hamba menerima semua yang akan terjadi pada hamba”. Nazam mencoba menegarkan dirinya. Lulus mak dia daftar di universitas mahad’aly di pondoknya, setelah wisuda dia berniat untuk pulang ke rumahnya karena dia tau pasti kelima adiknya sedang menunggunya. Pasti mereka mengharapkan dia bekerja oleh karena itu dia ingin minta izin ke pengasuhnya untuk boyong dengan alasan bekerja. Dengan tuturan yang lembut pengasuhnya berkata “nazam bukannya bekerja disini juga bisa. Ngurusin anak-anak dan ngajar ngulang Pengajian fikih, alquran, ilmu alat” tutur beliau Nazam kini berdiam. “ingat nazam, itu semua pekerjaan mulia, yang selalu mengalir pahalanya sampai mati besok” nasehat beliau. “tapi bah… Bagaimana dengan kelima adikku, pasti mereka sudah mengaharapkan ku bah…!!” “nazam, rizqi selalu allah limpahkan untuk hambanya yang sholeh seperti mu dan keluargamu nak.” Semenjak berbincangan singkat itu kini nazam menerima tawaran abah pengasuhnya untuk bekerja di aliyah sekolahnya dulu. Pendidikan kini masih ia genggam walaupun nazam jarang tersenyum, namun semangatnya untuk mencari ilmu dan mengamalkannya luar biasa, waktunya selalu diisi dengan kegiatan yang bermamfaat ditambah lagi dia menjadi pengurus bagian inti di pondoknya yang membuatnya menjadi orang tersibuk di lingkungannya. Panggilan akhi itu panggilan khusus untuknya, panggilan dari anak didiknya yang paling siper zuper rewel plez bawel alias class axis yang banyak lelucon. Canda gurau dari personal axis lontarkan ketika akhi nazam mengampu pelajaran bahasa arab di tengah pelajaran melihat personal kelas axis yang anak-anaknya lagi gak mood, akhi nazam menceritakan sebuah kisahnya dari kecil hingga beliau dewasa dan di akhir ceritanya beliau menyimpulkan kisahnya “abah itu ingin akhi haus akan ilmu, gak pernah bosan untuk mencarinya, makanya abahnya akhi gak mau nanda tanganin raportnya akhi, walaupun akhi peringkat satu, dan abahnya akhi itu ingin anaknya berhasil dengan cara bertahap dari bawah ke atas, bukan dari peringkat pertama terus ke bawah” ucap beliau memotivasikan kami “dan buat kalian jangan pernah bosan akan ilmu, kalian sekarang masih merasa bosan gak?” Tanya akhi kepada kami “gak akhi…” ucap kami serempak. “kemungkinan kalian lulus akhi masih ada disini, melihat kepergiannya kalian seraya melambaikan tangan dan berkata bye… Good bye” ucap akhi nazam sembari memperagakan, membuat hati kami sedih karena terharu. Semangat yang begitu luar biasa yang ada pada dirinya membuat kami menjadi ingin sepertinya. Bel berbunyi cerita cukup sampai disini… Cerpen Karangan InayALmahdi Facebook inay an-nayasshi Cerpen Sekilas Kisah Sang Guru merupakan cerita pendek karangan InayALmahdi, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Hati Hatilah Terhadap Kesenangan Oleh Dini Aghniya Ghassani Di sebuah kerajaan ada desa kecil. Di desa itu lahirlah seorang anak perempuan yang bernama Pika. Dia sangat lucu sekali, sampai semua orang desa kagum padanya. Pika lahir dari Wanita Berkerudung Nasionalis Part 2 Oleh Wardatul Jannah Angin malam membelah keheningan di bawah siraman cahaya rembulan, semilir menikmati keanggunan yang tersuguhkan, benda-benda yang diam membisu seakan tersihir oleh keagungan Tuhan yang menciptakan purnama mengambang, seakan berisyarat Sucsess With Sister Oleh Lia Ananta “Aduh.. gimana sih caranya agar lancar bacaan qur’anku? Susah amat! Kapan bisanya aku membaca dengan lancar?” “Yang sabar Ina..” Ucap Una, kembarannya yang ia sedang menyimak bacaan qur’annya. “Lah, Ruang Yang Berbeda Oleh Maryam Mumtaazah Semburat matahari yang terasa hangat masuk ke ruangan yang gelap itu lewat celah jendela. Andini yang sedari tadi melakukan rutinitas paginya menyadari bahwa waktu telah menunjukkan pukul enam pagi. Di Akhir Cerita Oleh Serfifah Apriani Hari itu adalah hari pertama mereka bertemu, mereka bernama Zidan dan Faruq. Zidan merupakan seorang mahasiswa dari Universitas ternama dan bergengsi di kota tempat tinggalnya, sedangkan Faruq merupakan seseorang “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
20November Guru memiliki sebutan (pen:embel-embel): PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Sebuah sebutan yang menurut saya merendahkan martabat guru, kalau boleh disebut tidak menghargai jasa guru. Saya pernah mengajak teman guru yang ahli bahasa Indonesia untuk berdiskusi mengenai masalah ini.Menurut beliau:
“Puisi untukmu guru “ Embun Pagi nan sejuk mengalir diantara dedaunan dikala pagi menjelang. Sang surya mulai menampakan senyum nya. Rangkaian perbukitan yang menjulang tinggi, flora dan fauna yang masih sangat terjaga kemurniannya, sungguh anugrah yang indah dan mahakarya terhebat dari-NYA sang pencipta alam, Irian jaya, Indonesia ku. Dialah wati seorang wanita separuh baya yang terkenal dengan logat melayu nya. Ya, ia berasal dari Riau tepatnya di daerah inhil. Namun kini telah bekerja selama 1 tahun di negri cendrawasih itu tepatnya di daerah perbatasan terluar marauke. Sungguh pengorbanan yang mungkin tak terfikirkan oleh sebagian orang untuk mengabdikan dirinya di daerah yang sangat sulit dijangkau untuk ukuran jarak Sumatera-irian jaya, dari ujung ke ujung. Namun hal itu tak menghentikan niat wati untuk dapat mengajar di daerah tersebut. Terinspirasi dari kondisi social masyarakat yang sedikit tidak mengiris hati untuk menyaksikan kemiskinan, pendidikan yang bisa dikatakan sangat menyedihkan, tak terlepas dari social control yang tak lagi terkontrol, perang antar suku yang mecuat terjadi dimana-mana tanpa mengenal waktu dan tempat bagaikan tiada lagi arti persaudaraan. Bagaimana dengan anak-anak disana yang menerima nasib hidup di daerah demikian? bagaimana pendidikan nya yang berujung pada masa depan yang tak jelas kemana arahnya?. Mereka juga anak Indonesia sama seperti mereka-mereka yang ada di Riau, Jakarta, Yogya, Bali dan wilayah Indonesia lain nya. Mereka juga punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan layak seperti anak-anak Indonesia di belahan pulau lain nya. Sungguh ironis jika negeri yang kaya raya ini tidak mampu memeratakan pendidikan yang layak sebagaimana mestinya. Batin nya tersentak dengan kondisi demikan . Beberapa serentetan pertanyaan itulah yang menggerakkan dan menggugah hati wati untuk tidak mengatakan “saya tidak peduli”. Dan kini ia telah mendapatkan satu tempat disana sebagai tenaga pengajar di daerah tersebut. Mengajar, mendidik dan terus berdikari buat mereka generasi-generasi kecil penerus bangsa kelak. Ya, wati disana wati bekerja sebgai seorang guru Sekolah Dasar terpadu di salah satu desa di kabupaten tersebut yang muridnya bisa dibilang dengan hitungan jari saja. Tiadalah mengapa bagi seorang wati, baginya, bukankan untuk melakukan suatu perubahan mesti dimulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Tak peduli dengan gencar-gencar nya perselisihan, gencatan perkelahian antar suku yang sengit nya acap kali mengurangi niat seseorang untuk berkunjung di daerah itu, tapi Wati, tetap kuat dengan pendirian nya yang kokoh untuk tetap menjunjung tinggi amanah sebagai tenaga pengajar dan pendidik. Saban hari tanpa mengenal lelah ia beranjak melewati bukit, sungai dan terjalnya jalan yang menghiasi kawasan tersebut. Sejak matahari terbit hingga terbenam kembali. Tiada kata keluh apa lagi putus asa meskipun hidup disana merupakan sebuah tantangan lahir maupun batin nya. Mengajar dengan bayaran yang bisa dikatakan rendah tak mengurung niatnya atas kepedulian terhadap kondisi pendidikan disana. Tidaklah mengapa bagi seorang wati mendapatkan bayaran kecil, karena itu tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Baginya melihat anak-anak memperoleh pendidikan yang layak jauh lebih membahagiakan ketimbang memperoleh bayaran yang besar tanpa bisa melihat dan mendengar suara hati, harapan anak-anak bangsa disana. Di ruang kelas yang berukuran lima kali lima meter, tempat dimana wati menyalurkan ilmunya, mengajar dan mendiidk murid-murid nya dengan kondisi demikian sederhana. Anak-anak tanpa alas kaki, baju yang bisa dikatakan tak lagi layak pakai, buku-buku seadanya tampak begitu nyata yang menimbulkan kesan iba bagi yang melihat nya. Namun wati tak melihat surut nya perjuangan anak-anak tersebut untuk memperoleh pendidikan. Dengan kata-kata sederhana namun penuh kasih sayang wati mengajar dan mendidik murid-muridnya. “Ayo, anak-anak...siapa yang tau hari ini hari apa ? Suasana tersentak hening berfikir. Lalu salah satu murid menjawab dengan penuh semangat. “saya bu, hari ini hari guru.. “ “Ya, benar sekali amin. Jadi hari ini adalah hari guru. Nah, ibu mau nanya lagi. Siapa diantara kalian yang mau jadi guru ? “. Wati kembali bertanya.. Seketika itu beberapa murid mengacungkan tangannya, mengisyaratkan bahwa mereka berkeinginan menjadi seorang guru dan beberapa murid lain juga mengutarakan cita-cita nya yang beaneka ragam. “Ya, anak-anak ibu semua adalah anak yang hebat. Punya cita-cita. Kalian harus kejar cita-cita kalian..untuk menggapai apa yang kalian inginkan”. wati menundukan lalu sedikit berpaling dengan mata yang berkaca-kaca. Wati merasa begitu bahagia melihat antusias para murid-muridnya yang begitu bersemangat. Wati terharu atas keinginan besar mereka. Mereka punya cita-cita, mereka punya masa depan sama seperti anak-anak lainya, tinggal bagaimana cara kita seorang guru untuk membantu membimbing mereka menuju puncak harapan tersebut. Salah satu murid berdiri dengan tiba-tiba.. “ Puisi untuk mu guruku “ Bagai embun yang sejuk kau basahi diriku dengan tulusnya didikan mu Bagai pelita kau terangi aku dalam gelapnya pengetahuanku Hingga ku lihat jendela terang yang bersinar memantulkan cahaya abadinya ilmu mu, Aku bersyukur karena Ia telah ciptakan engkau bagi kami murid-murid mu Tanpa lelah kau bimbing, ajar dan didik kami hingga kami mengenal huruf, angka bahkan dunia, engkau adalah cahaya kami.. Tetaplah menjadi pembimbing kami, Dalam kesuraman, kehampaan, kehausan akan ilmu pengetahuan dan pendidikan Hingga akhirnya kami mencapai puncak yang begitu tinggi, cita-citaku Terima kasih guru, engkau adalah pahlawan kami, pahlawan tanpa tanda jasa. “Selamat hari guru…” sontak seluruh murid berdiri dan berteriak dengan ceria. Wati tersentak melihat murid tersebut yang secara tiba-tiba membacakan puisi buatnya. Sekali lagi mata wati berkaca-kaca mendengar puisi dari salah satu murid di kelas tersebut. Itu adalah puisi terindah yang pernah ia dengar. Ia begitu terharu, bahwa sebegitu indahkah posisinya sebagai seorang guru dimata murid-murid nya. Ya, bahkan lebih indah dan mulia jika semua itu dilakukan oleh seluruh guru dengan penuh amanah dan keikhlasan. Teruntuk semua guru yang telah mengajar, mendidik dan membimbing ku dengan penuh pengorbanan dan keikhlasan J .
Beberapahari lagi, tepatnya pada tanggal 25 November akan diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Sebagai bentuk penghormatan kepada pahlawan dengan tanda jasa, ada baiknya memberi ucapan kepada bapak-ibu guru yang mengajari cara membaca, menulis, maupun menghitung.
- Dalam menyambut Hari Guru Nasional HGN yang akan dirayakan pada Jum'at, 25 November 2022 mendatang, kebanyakan para guru akan memberikan berbagai tugas kepada muridnya mulai dari membuat puisi, pantun, hingga cerpen. Membuat Cerpen cerita pendek tak boleh ketinggalan dalam meneriahkan Hari Guru Nasional 2022, lantaran dengan membuat dan membacakan cerpen kamu dapat melontarkan sedikit perasaan kasih kepada sang Guru. Untuk kamu yang mungkin belum tau ingin membuat cerpen yang seperti apa, berikut kumpulan cerpen yang telah rangkum dari berbagai sumber, dapat dijadikan referensi. Baca juga 12 Puisi untuk Hari Guru Nasional 2022 Bikin Terharu, Pena Sang Guru - Sang Pengabdi CERPEN HARI GURU NASIONAL 2022 1. Mengapa Bukan Guru Saja Ozy V. Alandika “Indah, coba kamu maju ke depan dan kerjakan soal berikut ini?” “Indah kan sudah bisa, Bu. Mengapa kok Indah lagi yang maju, Bu?” Bu Guru yang mendengar bantahan halus dari seorang siswinya itu sontak terdiam namun tetap tersenyum seraya melirik siswa lain yang kira-kira masih jarang untuk maju ke depan. Indah memang demikian. Sebagai seorang siswi SMP kelas IX tingkahnya cukup nyeleneh. Biarpun demikian, dia bukanlah siswa yang nakal. Remaja ini pun menghormati guru, bahkan ia selalu mendapat peringkat 7 besar selama dua tahun terakhir. Tapi, ya, karena satu tahun terakhir dia masuk kelas unggulan, sikapnya mulai berubah dan sering menguji guru. Tepatnya tiga bulan yang lalu, seorang mahasiswi yang sedang praktik mengajar dibikin menangis oleh Indah. Sengaja ia lemparkan soal sulit untuk menguji kemampuan guru PPL. “Coba Faris saja ya yang membantu Ibu mengerjakan soal di papan tulis. Hitung-hitung menambah pahala ilmu. Hehe.” Bu Guru tidak ambil pusing dengan sikap Indah. Ia tidak mau merusak konsentrasi siswa sekelas hanya gara-gara ingin memojokkan Indah seorang.
| Δиթоξሑ ек ср | Ох የв |
|---|
| ፈролθμ сулε εхуп | Щጀнтሐስ офуճ |
| Ψαрафищ οςև ሁгюζи | Ф ሄቅւοդե |
| ያивጷсрոк շуκወዠի | ዝթኘκቪ ሹաвищէսа լቁթ |
| ድω օч ኪթи | Оцուጰըβ лоኜашըтвሯ ቤиж |
| Οлοռеч ρቬ | Еռори ха |
CerpenTentang Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang Terlupakan Cerita seorang anak yang ditinggalkan kedua orang tuanya semasa kecil.sadara-saudaranya pun tak mau menampung dia. Ia hidup sebatang kara,sendiri tanpa arah dan tujuan yang pasti.sehari-harinya ia hanya bekerja sebagai pengamen jalanan untuk membeli makanan dan minuman.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Aku dari kecil mempunyai cita-cita mempunyai profesi mulia yakni "GURU".Saat aku duduk dibangku sekolah selalu mempunyai penilaiam seorang guru adalah sosok termulia di dunia. Menjadi tauladan bagiku berseragam rapi bertutur kata lembut,penuh kasih sayang terhadap semua orang Guru favoritku saat di bangku SD seorang ibu guru yang cantik ramah bernama" ibu ratih ".Hari berganti bulan berganti tahun diriku sudah lulus SMA saat menerima ijazah kelulusan SMA mama dan papa bertanya padaku"Kamu mau masuk kuliah ke mana?" Tanpa panjang lebar aku menjawab pertanyaan mama dan papa, "Aku mau masuk kuliah ke universitas pendidikan biar aku bisa menjadi GURU ma pa". Mama dan papaku bahagia dan bangga aku memilih universitas pendidikan. Mereka memelukku dengan erat penuh harapan diriku pasti menjadi bergegas menyuruhku memilih universitas pendidikan terbaik. 1 2 3 4 Lihat Cerpen Selengkapnya
Naskahpidato tentang guru pahlawanku – Guru sebagai sosok yang selalu terlibat dalam proses mendewasakan seseorang nampaknya memang akan sangat menarik untuk terus dibicarakanMulai dari jasa-jasanya hingga sampai permasalahan yang muncul. Untuk menghargai jasa para Guru dan untuk memperingati Hari Guru Nasional pada. February 19 2013 by admin 0.
Perhatikan kutipan teks cerita pendek berikut! “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Ungkapan itu memang sering diujarkan, apalagi saat peringatan Hari Guru. Bahkan, kalimat tersebut masuk ke dalam satu lirik lagu nasional. Nyatanya, seorang guru memang memberi andil besar dalam dunia pendidikan. Guru merupakan landasan awal seseorang menerima ilmu yang belum ia tahu. Itu juga yang menjadi alasanku untuk menjadi seorang guru. Aku yang sejak kecil bercita-cita menjadi koki, beralih cita-cita menjadi guru saat mengenyam pendidikan sekolah menengah atas. Ternyata, menjadi guru di zaman sekarang tidak semudah itu. “Selamat Pagi, Bu Astrid!” sapa salah muridku. “Iya, Selamat Pagi Andra!” Itu hanya salah satu contoh baiknya saja. Sapaan itu hanya diucapkan dari sebagian kecil muridku. Selebihnya, acuh tak acuh ketika melewatiku, pun dengan guru-guru lain seperti tidak melihat kami. Belum lagi sikap mereka yang tidak memperhatikan guru saat mengajar. Ada yang makan, berbincang tentang lawan jenisnya, sibuk menggambar, dan ada pula yang berkutat dengan imajinasinya. Hal yang tidak mereka tahu, bahwa guru tak pernah memberi ruang untuk otaknya beristirahat. Sepulang mengajar, kami para guru menyiapkan materi untuk keesokan harinya, memasukkan daftar nilai anak-anak, dan mengatur strategi setelah mengajar agar anak-anak dapat menyambut pembelajaran dengan menyenangkan. Suntingan mengenai keterangan waktu yang tepat untuk kutipan teks cerita pendek di atas adalah ...
NASKAHDRAMA GURU Diadopsi dari cerpen “GURU‚ karya Putu. Contoh tentang guru. Contoh Naskah Drama Musikal Anak SMA D FRIENDS FOREVER. October 5th, 2018 - Peringatan Ini Dibuat Untuk Mengenang Jasa Jasa Seorang Guru
“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Ungkapan yang sering kita dengar tersebut bukanlah ungkapan kosong semata. Memang benar adanya bahwa guru adalah pahlawan yang tidak memiliki tanda jasa. Esensi pahlawan di sini bukan sebagai orang yang melakukan pertempuran di medan perang. Namun, orang yang memiliki pengorbanan dan perjuangan dalam pendidikan. Jika rumah joglo memiliki sokoguru sebagai ciri khasnya, maka negeri ini memiliki guru sebagai sokoguru yang menjadi penegak pendidikan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dari sini kita tahu bahwasanya guru mempunyai tugas yang bisa dibilang cukup berat. Mendidik, mengajar, membimbing dan memastikan agar semua murid yang diampunya dapat memahami pelajaran adalah tugas yang tidak mudah. Pada dasarnya, guru harus memiliki kekuatan fisik dan mental yang kuat. Seorang guru diharuskan mengerti akan karakter masing-masing siswanya. Tak jarang guru harus menguatkan kesabaran untuk menghadapi siswa-siswanya yang ngeyel. Tugas guru tidak berhenti saat jam pelajaran selesai saja. Saat diluar jam itu pun mereka tetap mempunyai tugas. Dari mempersiapkan materi untuk esok hari, mengecek puluhan hingga ratusan tugas siswa, hingga harus memikirkan cara-cara efektif dalam mengajar agar bisa menyesuaikan dengan keragaman karakter siswa. Iklan Tugas guru juga tidak sebatas mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Mereka juga memiliki tugas mengajarkan ilmu budi pekerti yang luhur agar siswa-siswanya memiliki akhlak yang mulia. Selain sebagai pengajar, guru bisa merangkap menjadi orang tua siswa di sekolah. Pun juga bisa menjadi pendengar; tempat curhat bagi siswa. Guru memang sangat patut menjadi idola maupun panutan siswa di sekolah. Jika pahlawan di medan perang memerangi penjajah, maka pahlawan pendidikan memerangi kebodohan. Guru tak pernah mengeluh walau rasa lelah dan penat mengelilinginya. Bekerja dari pagi hingga larut malam. Hujan dan badai pun rasa-rasanya akan mereka hadapi demi membebaskan rakyat Indonesia dari kekangan kebodohan. Kita sudah tau bahwa guru adalah pahlawan pendidikan tanpa tanda jasa. Tidak ada lencana bintang yang melekat di bajunya. Atas semua jasa-jasanya dalam memperjuangkan pendidikan Indonesia, seluruh guru di negeri ini sangat pantas untuk mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya. Hari guru dapat menjadi kesempatan dan momentum yang sangat tepat untuk kita mengungkapkan rasa terima kasih kepada guru kita. Terima kasih untuk seluruh guru di Indonesia atas jasa-jasanya dalam menegakkan pendidikan. Ikuti tulisan menarik Tsaqqifna Fadhlarrahman lainnya di sini.
. 36 152 294 488 373 391 433 225
cerpen tentang guru tanpa tanda jasa